Momen Sumpah Pemuda II

Setelah ngelantur dalam artikel sebelumnya, kali ini saya ingin sekali mengungkapkan ide dan pandangan saya terhadap bangsa dan negara Indonesia. Semoga saja ada yang sependapat dengan saya (amiinnn).

Sebagai seorang mahasiswa, saya selalu saja merasa risih atas apa yang diperbuat oleh petinggi-pettinggi diatas sana (badan legislatif, dkk.). Pada satu kesempatan saya berbincang dengan teman sejawat mengenai masalah kenegaraan yang mungkin juga sedang ramai dibicarakan.

Inti dari pembicaraan saya saat itu adalah, 'mengingat kesuksesan Indonesia pada masa lampau'. Momentum sumpah pemuda saat itu adalah merupkan tolak ukur pembicaraan kami. Renungan solusi alternatif berdasarkan fakta-fakta masa lampau pun bermunculan dalam pembicaraan kami.

Simpulan yang saya dapat adalah, pergeseran moral bangsa kita merupakan salah satu penyebab kekacauan yang dialami bangsa ini. Sampai saat ini, seni adu domba juga acap kali terlihat dalam persaingan menuju perebutan kursi kekuasaan. Sangat berbeda dengan orang-orang orde lama yang masih menjunjung nilai pancasila terutama sila pertama. Dan pastinya sangat bertentangan dengan norma dan seluruh dari butir-butir dasar negara (pancasila).

Sumpah pemuda, satu bentuk berkembangnya pola pikir pemuda pemudi Indonesia. Bukti nyata atas kepiawaian dan berpengaruhnya unsur pemuda dan pemudi dalam pengembangan Indonesia dan perbaikan Indonesia. Tapi pada tahun 2009 ini, semangat itu telah terkikis oleh satu zaman yang disebut modernisani, saat para remaja berfikir rasional untuk keperluannya masing-masing. Banyak diantara anak muda Indonesia membuang waktu dengan percuma (termasuk saya), bahkan di institusi pendidikan pun waktu itu terbuang percuma. Sungguh mengagumkan membuat saya tercengang membahas fakta-fakta ini.

Jika para remaja mau menyamakan visi untuk Indonesia kedepan pasti ada satu jalan untuk mencapai Indonesia yang lebih baik atau bahkan menciptakan momen sumpah pemuda kedua yang lebih dahsyat karena modernisai yang ada pada diri setiap remaja.

0 Responses to "Momen Sumpah Pemuda II"

Post a Comment